ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

Laporan Buku “Air Mata Cinta” Karya Shineeminka

Senin, 21 Desember 2020

Seiring dengan berjalannya waktu kemajuan teknologi sudah tidak bisa kita pungkiri. Dengan ponsel pintar yang ada pada tangan kita membuat pekerjaan kita terasa lebih mudah. Termasuk dalam hal tulis-menulis. Para penulis pun kini bisa menulis di berbagai media daring. Contohnya adalah wattpad atau yang sering disebut dengan dunia oren.

Banyak para penulis yang merintis karier mereka melalui wattpad. Salah satunya adalah penulis dengan nama pena shineeminka. Karyanya sudah banyak diketahui para penikmat cerita di dunia oren tersebut. Dan sudah ada beberapa buku karangan miliknya yang diterbitkan. Salah satunya adalah “Air Mata Cinta”. Buku ini merupakan lanjutan dari buku “Cinta Dalam Diam”. Buku ini berukuran 13,8 x 20,3 cm dan jumlah halaman 486.

Buku ini diterbitkan pada bulan November , 2018. Buku ini merupakan novel ke-tiga yang ia terbitkan. Dan menjadi buku Best Seller di toko buku yang menyediakannya. Karya-karyanya sukses di kalangan remaja dengan cerita yang menarik dan ada banyak sekali pelajaran yang dapat kita ambil.

 

Ringkasan Isi Buku

Buku berjudul “Air Mata Cinta” karya Shineeminka ini memiliki banyak sekali nilai kehidupann yang dapat kita ambil dan jadikan pelajaran. Buku ini bercerita tentang seorang pria sholeh yang tidak tahu bagaimana bisa ia jatuh cinta pada seorang wanita yang bahkan tidak menutup auratnya. Padahal mereka hanya beberapa kali bertemu dalam berbagai situasi yang tidak terduga.

Danang merupakan dokter di salah satu Rumah Sakit di daerah Jakarta dan Citra merupakan mahasiswa di Universitas Indonesia. Pada awal pertemuan mereka Danang memiliki kesan yang sedikit tidak baik, karena Danang menegur Citra yang melepas kerudungnya saat membeli siomay. Dari sana mereka kembali bertemu untuk beberapa kali. Karena usia Danang yang sudah cukup untuk menikah maka sang umi meminta Danang untuk segera menikah bahkan ibunya berencana menjodohkan anaknya. Dan beliau sudah memiliki beberapa calon untuk Danang pilih. Dan karena Danang fikir daripada dia terus-menerus memikirkan seorang wanita yang bukan muhrimnya, maka ia meyetujui perjodohan tersebut dengan memilih seorang wanita dari beberapa calon yang uminya ajukan. Namun, ternyata lamaran Danang ditolak karena wanita yang ia pilih sudah memiliki calon yang tidak diketahui oleh kedua orang tuanya.

Sementaara Citra sudah memiliki keaksih yaitu Dion. Mereka menjalin kasih untuk waktu yang lama. Dan Citra merupakan wanita yang teguh pendirian untuk menjaga kehormatannya sebagai wanita. Namun ternyata, Dion memiliki hubungan gelap dengan teman indekos Citra, Desi. Karena pengkhiatan Dion, maka Citra memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Dion. Tapi Dion tidak terima hubungannya dengan Citra berakhir. Sampai pada suatu masa, Dion mendatangi rumah Citra untuk melamarnya dan ia mendapat syarat untuk menghapal surat Al-baqarah dan mentadaburinya serta 20 hadist tentang  pernikahan yang langsung disetujui oleh Dion. Karena syarat yang diajukan diterima oleh Dion, ibunya Citra merasa khawatir bila anaknya menikah dengan Dion yang sudah mengkhianatinya. Ibunya takut bila suata saat nanti Dion sama seperti ayah Citra yang meniggalkan mereka dan lebih memilih bersama dengan selingkuhannya. Dengan cepat ia mencari cara untuk menyelamatkan anaknya. Ia bercerita pada temannya karena kebetulan anak temannya juga sedang mencari jodoh, maka dilamarlah Citra.

Citra yang tidak tahu siapa calon suaminya hanya memberanikan diri untuk melihat suaminya pada saat mereka telah sah menjadi suami-istri. Dan ternyata pria tersebut adalah Danang. Danang pun tidak tahu bahwa wanita tersebut adalah Citra. Karena sebelumnya pun ia pernah bertemu dengan anak teman ibunya ini saat Citra sedang tertidur. Danang yang tau calonnya jauh dari kata shalehah awalnya menolak lamaran yang sudah ibunya ajukan, namun karna sang ibu yang memohon akhirnnya ia menyetujuinya.

Saat pertama mereka bertemu  Citra tentu saja tak berkerudung, namun karena pada saat mereka menghabiskan waktu untuk berlibur dan baju yang dibekalkan untuk Citra adalah gamis dan kerudung panjang, maka mau tak mau Citra harus menggunakannya. Awalnya ia keberatan tapi pada akhirnya karena ucapan Danang dia mau menggunakan gamis dan kerudung. Cara Danang mengubah Citra itu bukan cara mendoktrin atau bahkan menceramahi. Tapi, cara Danang mengubah Citra adalah dengan tindakan dan dengan sebuah kisah teladan. Contohnya, Citra yang memiliki kebiasaan membaca novel dikala bosan Danang ubah menjadi membaca Al-Qur’an.

Citra juga akhirya memakai cadar bukan karena tuntutan atau pengaruh teman-temannya. Tapi karena suatu kejadian yang membuat ia sadar bahwa bahkan wajah yang ia perlihatkan bisa menjaadi fitnah untuknya. Mereka saling mencintai, tapi cinta mereka berdua untuk satu sama lain tidak melebihi cinta mereka kepada Allah swt. Banyak sekali pelajaran dan hikmah yang dapat kita ambil dan pelajari.

 

Pembahasan

Buku ini termasuk buku spiritual, banyak kisah-kisah teladan yang dapat kita jadikan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Dalam buku tersebut terdapat sebuah bab yang menceritakan tentang kisah Nabi Muhaamad saw yang sedang mengunjungi Fatimah, tapi Beliau melihat Fatimah yang menangis karena lelahnya dengan urusan-urusan rumah tangga dan ia harus terus menggiling untuk menghasilkan tepung. Dengan mukjizat Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad akhirnya penggilinngan dari batu tersebut bekerja dengan sendirinya dan Nabi Muhamad diberikan mukjizat dengan bisa mendengar keluhan dari batu penggilingan tersebut. Batu tersebut berkata bahwa ia takut akan dijadikan bahan bakar untuk api neraka. Mendengar hal tersebut membuat Nabi tersenyum, namun Fatimah yg melihatnya merasa heran kenapa ayahandanya tersennyum. Lalu ia bertanya apa yang membuat ayahnya tersenyum. Beliau menceritakan bahwa batu tersebut takut untuk dijadikan bahan bakar neraka. Lalu Nabi Muhammad saw berkata “hai batu, berbahagialah dan bersenanglah karena engkau akan menjadi batu yang dipakai untuk membangun istana Fatimah nanti di surga.” Dari cerita tersebut dapat kita ambil hikmah untuk tetap bekerja keras meski lelah karena Allah akan menyertakan kemudahan dalam urusan kita dan kita harus dengan senantiasa menyertakan Allah dalam segala urusan kita.

Bukan hanya kisah tentang Fatimah dan batu penggilingan saja yang terdapat dalam buku tersebut. Ada banyak sekali kisah teladan dari Nabi saw dan para sahabatnya. Buku ini juga mengajari kita bagaimana cara kita untuk mencintai sesama umat-Nya tanpa melebihi cinta kita pad-Nya karena sesungguhnya Allah sangat pencemburu.

Tokoh wanita dalam cerita ini berhijrah dengan tuntunan sang suami dan secara perlahan. Dari mulai dia yang menggunakan khimar sampai akhirnya dia menggunakan niqab. Cerita ini juga bisa kita jadikan teladan dalam berhijrah dan mendapatkan ridhanya.

Penutup

Berdasarkan uraian singkat isi buku dan pembahasan pada bab sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa kita sebagai umat manusia terkhusus yang beragama Islam, harus senantiasa meraih ridha-Nya dan tidak mencintai seseorang melebihi cinta kita pada-Nya. Buku ini sangat membantu bagi kita para wanita yang ingin berhiijrah dan istiqamah.

Share This :

0 komentar